Internet membuat otak anda menjadi malas!



 Bagaimana Internet Membuat Otak Anda Malas- Inilah Cara Mengubahnya

 

Kita hidup di masa akses informasi sangat lah mudah. Kita dapat memperoleh jawaban instan untuk hampir semua pertanyaan dengan mengetik atau berbicara ke dalam kotak hitam kecil yang ada tepat di depan Kita. Dengan asumsi mereka bisa membayangkan teknologi seperti itu, nenek moyang kita pasti akan menyebut hal ini adalah sihir.

 

Namun, ada sisi gelap dari kemudahan informasi ini. Meskipun memang memiliki banyak manfaat, hal ini juga membuat kita secara mental malas, selain itu juga melemahkan keterampilan berpikir kritis kita dan merampas banyak hal dari kita.

 

Bagaimana ini terjadi, mengapa itu penting, dan apa yang bisa kita lakukan? Mari kita simak artikel ini sampai akhir

 

Bagaimana Internet Dapat Mengubah Otak Kita

 

Sebelum adanya internet, mencari informasi adalah pekerjaan berat. Bahkan pertanyaan sederhana seperti "Berapa titik leleh besi?" atau "Tahun berapa indonesia menjadi anggota PBB?" memerlukan upaya yang besar untuk dapat menjawabnya.

 

Minimal, Kita harus:

 

-Keluarkan ensiklopedia atau referensi lain

-Memeriksa indeks atau daftar isi

-melototi buku sampai kita menemukan apa yang kita cari

Dan dalam banyak kasus, kita perlu mengambil langkah ekstra mengunjungi perpustakaan setempat,dimana kita harus :

 

-Berharap mereka punya buku tentang masalah ini

- minta bantuan pustakawan untuk mencari buku

Dan bahkan setelah semua itu, kita tidak punya jaminan kita akan menemukan jawaban untuk pertanyaan kita.

 

Hari ini, itu semua hanyalah masalah mengetik beberapa kata ke telepon Anda atau bertanya pada Google Assistant anda. Ini terlihat bagus. Anda menghemat banyak waktu! Tetapi walau hal itu benar, akses mudah ke informasi ini memiliki beberapa kelemahan yang tidak terduga.

 

Pertama, terus menerus mencari informasi di internet dapat mengurangi kemampuan kita untuk mengingat. kita mungkin berpikir Anda sudah mengingat suatu fakta, tetapi sebenarnya yang terjadi hanyalah Anda mengingat di mana tempat mencari fakta tersebut. Hasilnya, menurut sebuah studi pada 2011, Banyak orang mulai melihat internet sebagai perpanjangan dari memori mereka. Apakah anda salah satunya?

 

Selain itu, makalah yang diterbitkan dalam jurnal Memory pada 2016 menunjukkan bahwa saat Anda menggunakan internet untuk menjawab pertanyaan, semakin sering Anda mengandalkannya. Maka Seiring waktu Anda akan ketergantungan pada hal itu sehingga Anda semakin sedikit menyimpan informasi di otak Anda.

 

Proses ini disebut "cognitive offloading," dan tampaknya cukup tidak berbahaya.

 

Sebagai contoh, apakah kita benar-benar perlu menggunakan ruang otak untuk mengingat setiap langkah untuk memanggang kue bawang? kita bisa mencari resepnya kapan saja.

 

Heck, kita dapat mencari ribuan resep untuk kue bawang. kita tidak dibatasi pada yang dapat kita temukan di buku masak kita (btw saya gak punya buku masak, apakah ada orang yang memiliki sebuah buku memasak?cuma mitos keknya, gak penting banget).

 

Namun, cognitibe offloading yang dimungkinkan oleh internet dapat memiliki beberapa konsekuensi serius bagi kemampuan Anda untuk berpikir dan mengevaluasi informasi secara kritis.

 

4 Bahaya cognitive offloading

 

Argumen tentang bagaimana internet merusak kemampuan kita untuk mengingatkan mengingatkan saya pada apa yang dikatakan Socrates tentang teknologi penulisan "baru":

 

“Jika manusia mempelajari hal ini, ia akan menanamkan kelupaan dalam jiwa mereka; mereka akan berhenti menggunakan ingatan karena mereka bergantung pada apa yang tertulis, mengingat tidak lagi berasal dari dalam diri mereka sendiri, tetapi melalui tanda eksternal. Apa yang Anda temukan adalah resep bukan lagi untuk diingat, tetapi untuk pengingat. "

 

- Socrates, dikutip dalam "Plato on Writing"

 

Hari-hari ini, argumen ini tampaknya tidak masuk akal. Sekalipun menulis memang mengurangi kemampuan kita untuk menghafal informasi, tetap saja bermanfaat bagi budaya dan peradaban manusia. Mengapa internet berbeda? Bahkan jika internet mengurangi memori faktual kita, tentu saja itu sepadan dengan kekuatan otak yang dibebaskannya untuk melakukan tugas-tugas kognitif yang lebih kompleks.

 

Masalahnya, bagaimanapun, terletak pada risiko offloading tidak hanya memori faktual kita ke internet, tetapi juga pemikiran kritis kita. Ketika kita mengandalkan ponsel untuk mencari fakta, cukup mudah untuk melakukan hal yang sama dengan pertanyaan yang lebih rumit yang harus kita jawab dengan keterampilan berpikir kritis kita.

 

Ini memiliki beberapa implikasi yang mengkhawatirkan:

 

Cari saja di Google” Mencegah Anda dari Belajar

 

Pertamamenyalin jawaban google dapat mencegah Anda dari kerja keras yang diperlukan untuk mempelajari subjek atau keterampilan.

 

Misalnya, saya telah belajar pengembangan web selama beberapa bulan terakhir. Bagian dari ini melibatkan menonton dan membaca kursus yang menjelaskan bagaimana proses itu bekerja. Tetapi yang lebih penting, proses ini berarti melakukan latihan latihan dan tantangan untuk membantu saya menerapkan informasi yang baru saja saya baca atau tonton.

 

Dalam banyak kasus, instruktur memberikan solusi untuk latihan latihan. Dan saya cukup tergoda untuk melewati bagian soal dan langsung saja ke jawaban, dan kemudian menyatakan bahwa saya telah mempelajari konsep apa pun yang dicakup pelajaran ini.

 

Namun, ini adalah kesalahan serius. Melompat ke jawaban membuat saya tidak bisa kerja keras untuk benar-benar mempelajari materi. Dan ketika saya sedang mengerjakan proyek nyata, saya tidak akan memiliki keterampilan yang saya butuhkan.

 

Hal yang sama berlaku untuk googling jawaban untuk masalah pekerjaan rumah. Dengan cepat mencari jawabannya memberikan perasaan memuaskan bagi kita dan menghilangkan rasa tidak menyenangkan dari perjuangan mencari jawaban anda sendiri. Tapi hal ini juga menghentikan diri anda dari belajar dari material yang ada, yang bisa merusak kinerja anada ketika ujian tanpa google.

 

proses mencoba, berjuang, dan menggunakan otak Anda untuk menemukan solusi adalah pembelajaran sebenarnyaDan hal sebaliknya adalah, paling-palinghanyalah kemampuan yang seperti ilusi, kelihatan ada namun sebenarnya kosong.

 

 

Kurangnya Berpikir Kritis Membuat Anda Mudah  di Manipulasi

 

Jika Anda menganggap internet memiliki jawaban yang tepat untuk semuanya, apa yang akan terjadi ketika Anda menemukan informasi yang tidak akurat? Atau lebih buruk lagi, menipu?

 

Tanpa dasar yang kuat dari keterampilan berpikir kritis, informasi ini dapat membuat Anda membuat keputusan yang buruk. Tentu, menggunakan informasi yang salah dalam makalah penelitian untuk sekolah mungkin tampak tidak berbahaya (Anda akan mendapat nilai rendah, tetapi itu tidak akan membunuh Anda).

 

Tetapi bagaimana dengan ketika Anda menemukan nasihat kesehatan yang buruk? Atau saran hubungan yang buruk? Atau sebuah artikel yang mencoba meyakinkan Anda tentang ideologi ekstrem? Jika Anda tidak dapat mengevaluasi informasi secara kritis, maka mudah bagi orang lain untuk menyesatkan atau bahkan memanipulasi Anda.

 

Google Tidak Dapat Menjawab Pertanyaan Paling Penting di Kehidupan

 

Menjadi sedikit lebih filosofis, ketergantungan berlebihan di internet dapat membuat Anda percaya itu bisa menjawab pertanyaan yang tidak memiliki jawaban sederhana.

 

Sangat mudah untuk melupakan ini, namun anda harus ingat bawha seluruh tujuan mesin pencari adalah untuk memberikan jawaban secepat dan seringkas mungkin.

 

Saat Anda mencari berapa kaki dalam satu meter, jawaban cepat sangat membantu. Tapi bagaimana dengan pertanyaan eksistensial yang lebih kompleks seperti "Apa yang harus saya lakukan dengan hidup saya?" atau "Bagaimana cara menemukan pasangan yang romantis?" Pencarian ini masih akan menghasilkan jawaban, tetapi sering kali dangkal dan tidak memuaskan.

 

Sangat mudah untuk menyalahkan ini pada kualitas sumber daya pencarian kembali. Dan sementara itu terkadang menjadi masalahnya, masalah yang lebih luas adalah bahwa pertanyaan besar dalam hidup tidak memiliki jawaban sederhana. Anda tidak dapat meringkasnya dalam satu posting blog atau potongan teks. Orang menghabiskan hidup mereka menjelajahi pertanyaan-pertanyaan ini, menulis buku yang keseluruhannya hanya untuk menjawab satu pertanyaan. Dan bahkan kemudian, jawabannya tetap ambigu.

 

Pada akhirnya, Anda perlu merenungkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan besar untuk diri Anda sendiri, mencari nasihat dari pemikir besar sejarah di sepanjang jalan. Karena bahkan jika seseorang mengklaim memiliki jawaban, itu mungkin bukan yang terbaik untuk Anda. Sekali lagi, pemikiran kritis sangat penting.

 

Ketergantungan Internet Dapat Membuat Anda Tidak Berdaya

Ketika Anda tanpa akses internet, apakah Anda merasa terpotong-potong dan tidak berdaya? Seolah-olah Anda kehilangan anggota tubuh? Hal itu yang saya rasakan. Dan itu masalah, karena apa yang akan Anda lakukan ketika Anda perlu menyelesaikan masalah serius dan tidak memiliki layanan seluler?

 

Sebagai contoh, katakanlah Anda tersesat di hutan dan harus bertahan malam saat Anda menunggu seseorang untuk menyelamatkan Anda (yang pada umumnya, merupakan cara yang lebih baik daripada berkeliaran di sekitar untuk mencari jalan keluar).

 

Anda perlu membuat tempat berlindung, dan Anda tidak mendapatkan sinyal. Jika Anda terbiasa menelusuri semua hal di Google, Anda mungkin tidak akan bisa bertahan. (Jelas, ini adalah alasan yang bagus untuk membawa manual bertahan hidup di hutan belantara dan belajar bagaimana bertahan hidup di hutan sebelum hidup Anda bergantung padanya, tetapi Anda mengerti maksudnya).

 

Bahkan jika Anda memiliki akses ke internet sebagian besar waktu, masih merupakan ide cerdas untuk tahu bagaimana bertahan tanpa internet.

 

Cara Menghindari Kemalasan Mental

 

Sekarang kita telah menjelajahi bahaya kemalasan mental, apa yang bisa kita lakukan? Bagaimana kita mendapat manfaat dari kekuatan internet sambil tetap mempertahankan kemampuan kita untuk berpikir kritis?

 

Berikut ini beberapa ide:

 

Gunakan Aturan 15 Menit

"Kamu harus mencoba, dan kemudian kamu harus bertanya" - Matt Ringel

 

Salah satu cara terbaik untuk menghindari kemalasan mental adalah dengan mempraktikkan aturan 15 menit. Ini adalah proses yang dapat Anda terapkan setiap kali Anda terjebak pada tugas sekolah atau proyek kerja. Berikut langkah-langkahnya:

 

1Ketika Anda dihadapkan dengan masalah yang Anda tidak segera tahu jawabannya, tanyakan apakah Anda memiliki sedikit kepercayaan diri yang dapat Anda atasi sendiri.

2Jika ya, maka luangkan waktu 15 menit untuk mencoba menyelesaikan masalah itu sendiri.

3Saat Anda bekerja, dokumentasikan setiap langkah proses Anda.

4Jika Anda masih belum menyelesaikan masalah setelah 15 menit, dapatkan bantuan (baik dari seseorang atau melalui pencarian Google).

Proses ini memiliki beberapa manfaat:

 

Seringkali, menghabiskan 15 menit bekerja dan mendokumentasikan proses akan cukup untuk menyelesaikan masalah Anda sendiri.

Jika Anda tidak dapat menyelesaikan masalah, dokumentasi yang Anda buat akan memudahkan orang lain untuk membantu Anda (karena mereka tidak harus menghabiskan waktu mendengarkan Anda menjelaskan apa yang Anda lakukan).

Memberlakukan batas waktu mencegah Anda membuang-buang waktu dengan membenturkan kepala ke dinding untuk menyelesaikan masalah yang dapat diselesaikan oleh profesor, bos, atau internet Anda dalam hitungan menit.

Seiring waktu, proses ini akan membantu Anda membangun pemikiran kritis dan kemandirian Anda.

 

Berikan Diri dan Waktu untuk Diri Anda

 

Ketika saya menonton video yang menginspirasi artikel ini, saya langsung memikirkan posting blog ini tentang perbedaan antara “wondering” dan “knowing”. Argumen penting adalah bahwa akses instan ke informasi telah mengurangi “ruang untuk bertanya-tanya(wondering)” kita.

 

Sebelum semua orang memiliki ponsel cerdas, pertanyaan pesta makan malam seperti "Apa binatang tercepat di Bumi?" bisa menjadi sumber percakapan yang bersemangat. Tapi sekarang, seseorang bisa saja mengeluarkan ponsel mereka dan mencarinya, mematikan percakapan sebelum dimulai.

 

Saya tidak mencegah Anda untuk mencari fakta (terutama jika mengetahui jawabannya adalah penting), tetapi saya telah mencoba menumbuhkan kebiasaan bertanya-tanya tentang pertanyaan alih-alih segera mencari mereka.

 

Seringkali, saya menyadari bahwa saya tahu jawabannya dan hanya perlu waktu untuk mengingatnya. Atau, saya akan dapat sampai pada jawaban melalui logika. Dan di lain waktu, proses bertanya-tanya tentang pertanyaan itu akan menuntun saya ke ide-ide kreatif baru.

 

Akhirnya, saya berpendapat bahwa Anda tidak perlu tahu setiap fakta sepele seperti kecepatan lari tertinggi seekor cheetah atau tinggi rata-rata seekor tapir. Jika fakta-fakta ini relevan dengan minat atau bidang Anda, bagus. Tetapi jika tidak, mungkin ada hal-hal yang lebih memuaskan yang bisa Anda lakukan daripada memeriksa fakta-fakta sepele.

 

Jangan Abaikan Internet Secara Sepenuhnya

Saya telah menghabiskan sebagian besar artikel ini untuk memberi tahu Anda agar tidak menggunakan internet. Namun, masih ada banyak kasus ketika Anda harus, ketika tidak melakukannya akan menjadi bodoh.

 

Saat Anda mengerjakan pekerjaan rumah, jangan buang waktu menghafal formula yang tidak jelas yang bisa Anda cari (kecuali guru Anda mengharuskan Anda untuk menghafalnya, tentu saja).

 

Dan di dunia profesional, jangan takut untuk segera mencari hal-hal yang sebaliknya akan mencegah Anda melanjutkan pekerjaan Anda. Sebagai penerjemah, misalnya, saya masih harus mencari aturan tata bahasa tertentu atau cara mengeja kata-kata tertentu. Dengan melakukan hal itu, saya bisa melanjutkan pekerjaan menulis artikel seperti ini yang lebih penting.

 

Teman-teman kuliah saya memberi tahu saya hal yang sama: mereka memiliki semua jenis tabel untuk mencari jawaban untuk operasi umum (sebagai lawan membuang-buang waktu pada perhitungan manual).

 

Jangan Biarkan Pikiran Anda Menjadi Lemah

Internet adalah alat yang ampuh. Jika Anda menggunakannya dengan benar, itu dapat meningkatkan efisiensi kerja Anda dan memberi Anda akses ke informasi yang hanya dapat dibayangkan oleh leluhur Anda.

 

Tetapi Anda harus berhati-hati. Mengandalkan terlalu banyak di internet dapat menurunkan keterampilan berpikir kritis Anda, mencegah Anda bergulat dengan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban sederhana dan merenggut kekayaan intelektual dari kehidupan anda.

 

 

iklan dihapus