MAKALAH BIOLOGI UMUM Pengetahuan Tentang Makhluk Hidup dan Metode Ilmiah


Apa itu Biologi ? Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Bios artinya kehidupan dan logos artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup,  yaitu hewan, tumbuhan, dan mikroba. Beberapa aspek yang akan dipelajari misalnya adalah genetika, struktur organisme, perkembangan organisme, fisiologi, ekologi dan penerapan ilmu biologi.

Ilmu apapun tidak dapat berdiri sendiri, begitu pula dengan ilmu Biologi. Beberapa ilmu yang terkait dengan Biologi adalah Matematika, Fisika, dan Kimia. Ketiga ilmu tersebut menjadi alat bantu dalam memahami proses Biologi yang ada. Matematika menjadi penting bagi mahasiswa Biologi karena banyak proses di alam yang perlu dibuat pemodelannya, hingga bentuknya menjadi lebih sederhana. Bagaimana serangga bisa berjalan di atas permukaan air, merupakan salah satu fenomena yang dapat dijelaskan dengan konsep Fisika. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup seperti proses fotosintesis, pencernaan makanan, pencarian pasangan pada serangga, mekanisme pembentukan dan kerja hormon, merupakan bagian yang tidak lepas dari ilmu Kimia.


    1. KEDUDUKAN BIOLOGI DALAM SAINS

Biologi merupakan kelompok ilmu murni (pure science). Kedudukan nya sama dengan fisika, kimia, dan matematika.Biologi sebagai ilmu murni berperan dalam pengembangan ilmu terapan (applied science).Semua makhluk hidup beserta lingkungannya merupakan kajian dalam biologi, dimulai dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.

    2. Objek Biologi dan cabang-cabang biologi

A. Objek biologi

1. OBJEK BIOLOGI TINGKAT MOLEKUL

• Ditemukannya mikroskop elektron yang dapat  memperbesar objek pengamatan sampai dengan 500.000 kali, ahli biologi mengatasi masalah dari kerumitan organisasi kehidupan tingkat molekuler.
Dengan menggunakan alat dan teknologi kimia modern, struktur dalam sel dapat dipisahkan menjadi
makro-makromolekul bahkan sampai ke atom?atomnya. Umumnya, tubuh organisme mengandung
molekul yang tersusun atas atom karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan nitrogen (N). Jenis molekul yang terdapat dalam tubuh organisme adalah karbohidrat, protein, lipid (lemak), dan asam nukleat.

2. OBJEK BIOLOGI TINGKAT SEL

• Molekul organik membentuk organel sel, yang kemudian organel berfungsi membentuk sebuah sel. Sel adalah satuan kehidupan terkecil makhluk hidup. Sel mempunyai organel dengan fungsi yang beragam, seperti inti sel (nukleus) yang berfungsi mengatur metabolisme sel, mitokondria berfungsi untuk
respirasi seluler, dan ribosom yang berfungsi untuk sintetis protein.

3. OBJEK BIOLOGI TINGKAT JARINGAN
• Organisasi kehidupan di tingkat jaringan terjadi di organisme multiseluler (bersel banyak). Sedangkan pada organisme uniseluler tidak ada di tingkat jaringan karena aktivitas kehidupan diatur dan dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Aktivitas kehidupan organisme multiseluler dilaksanakan banyak sel dengan terorganisasi dengan baik dalam satu kesatuan fungsi tertentu.
• Termasuk dalam obyek ini yaitu: jaringan, organ, dan sistem organ.

4. OBJEK BIOLOGI TINGKAT INDIVIDU, POPULASI, DAN KOMUNITAS
• Individu adalah makhluk hidup tunggal. Contoh individu adalah sebatang pohon kelapa, seorang manuia, seekor semut.
• Populasi adalah kumpulan individu dengan spesies sama yang berinteraksi dan hidup di wilayah tertentu. Contoh : populasi adalah sekumpulan pohon kepala dikebun, dan sejumlah semut yang hidup diluang sebatang pohon.
• Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai spesies dan saling berinteraksi dalam area tertentu. Contoh:  komunitas adalah seluruh organisme yang hidup di suatu sawah yang terdiri dari populasi tanaman padi, serangga, ular, burung, tikus dan semut.

5. OBJEK BIOLOGI TINGKAT EKOSISTEM, BIOMA, DAN BIOSFER
• Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang saling berinteraksi antara organisme dan lingkungan abiotiknya. Kompone-komponen organisme meliputi manusia, hewan, tumbuhan ,bakteri, jamur, ganggang, dan lainnya.
• Bioma adalah ekosistem terestrial yang umumnya dipengaruhi oleh iklim regional yang diklasifikasikan
berdasarkan vegetasi dominan atau organisme dengan beradaptasi di lingkungan tertentu. Bioma meliputi daerah yang luas dan tumbuhan tertentu yang dominan.
• Biosfer adalah lapisan bumi yang di dalamnya terdapat suatu kehidupan. Bumi merupakan tempat hidup kita dengan ciri utama mengandung oksigen yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan organisme.

B. Cabang Cabang Ilmu Biologi
    1. Genetika
Pada cabang ilmu biologi ini, mempelajari tentang gen, materi genetik (DNA dan RNA), dan pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya serta persilangan gen.
2. Sitologi
Pada ilmu sitologi,  mempelajari unit penyusun seluruh makhluk hidup. Itu adalah sel. Mulai dari struktur dan organel sel, pembelahan sel, interaksi antar sel, daur hidup sel, hingga kematian sel semua dibahas dalam ilmu ini.
3. Histologi
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan pada makhluk hidup, seperti jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, jaringan saraf, dan masih banyak lagi.
4. Anatomi
Selain histologi, anatomi juga penting untuk dipelajari dalam dunia kedokteran. Pada ilmu ini, mempelajari tentang struktur tubuh dalam dari makhluk hidup.
5. Morfologi
Berlawanan dengan anatomi, dalam morfologi mempelajari tentang struktur tubuh luar dari makhluk hidup.
6. Fisiologi
Pada ilmu Fisiologi, mempelajari tentang fungsi tubuh baik secara anatomi maupun morfologi.
7. Ekologi
Pada ilmu ini, mempelajari tentang interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungannya maupun interaksi antar sesama makhluk hidup di muka bumi.
8. Taksonomi
Pada ilmu Taksonomi,  mempelajari tentang pengklasifikasian atau penggolongan makhluk hidup. Penggolongan ini tidak dilakukan secara sembarangan , melainkan didasarkan pada hierarki atau tingkatan tertentu.
9. Evolusi
Ilmu yang mempelajari tentang perubahan struktur tubuh makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama.
10. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme, seperti bakteri, protozoa, fungi, alga mikroskopik, dan archaea.
11. Zoologi
 Zoologi mempelajari tentang klasifikasi serta perilaku hewan.
12. Botani
Botani merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang tumbuhan meliputi jenis, struktur, persebaran, dan klasifikasinya. Ilmu ini sangat berguna dalam dunia pertanian karena kita dapat mengetahui karakteristik dari berbagai macam jenis tumbuhan.
13.Virologi  Adalah salah satu cabang ilmu Biologi yang membahas tentang virus meliputi struktur, reproduksi, dan peranannya.
14. Bakteriologi
Adalah salah satu cabang ilmu Biologi yang khusus mempelajari tentang bakteri . Pada ilmu ini, kita dapat mempelajari tentang struktur, reproduksi, sampai peranan bakteri tersebut.
15. Mikologi
cabang ilmu biologi ini  mempelajari tentang berbagai macam jenis jamur meliputi struktur, reproduksi, serta peranannya,
16. Ornitologi
Cabang ilmu biologi yang satu ini khusus mempelajari tentang burung. Pada ilmu ornitologi, kita tidak hanya mempelajari tentang pengklasifikasian jenis burung saja, melainkan  juga dapat mengetahui perilaku burung tersebut.
17. Entomologi
Dalam cabang ilmu biologi, terdapat ilmu yang khusus mempelajari tentang serangga, yaitu entomologi. Di sini, kita dapat mengetahui tentang jenis, klasifikasi, perilaku, bahkan persebaran seluruh serangga yang hidup di bumi.
18. Mamologi
Sementara itu, mamologi mempelajari tentang mamalia yang ada di bumi,  tentang segala jenis, klasifikasi, perilaku, bahkan persebaran hewan menyusui tersebut.
3.Langkah-langkah Metode Ilmiah
 1. Penetapan Masalah
           Sebagaimana telah disinggung terdahulu metode ilmiah mempunyai dwitujuan, yaitu menata data hasil penemuan dan menghasilkan penemuan-penemuan baru antara lain berupa teori baru yang teruji kebenaran ilmiahnya dalam rangka pemecahan suatu masalah melalui penelitian dengan metode tertentu.
          Suatu masalah dapat berupa gejala alam atau gejala sosial yang menarik perhatian seseorang ilmuwan peneliti yang menggugahnya untuk diselami lebih lanjut. Langkah pertama ia harus yakin bahwa gejala atau fenomena yang diobservasinya itu masih aktual dan relevan untuk diteliti. Dalam hal ini ia dapat berpaling kepada dua sumber, yaitu khazanah ilmu berupa kepustakaan atau literatur. Ini berarti menyangkut penguasaan mengenai tingkat perkembangan disiplin ilmu terkait dengan masalah yang digarap. Demikian pula ia akan memperoleh konfirmasi apakah masalah yang dihadapi itu masih memiliki aktualitas dan relevansi untuk diteliti, atau jangan-jangan sudah usang dan pernah diteliti sampai tuntas. Sumber lain untuk memperoleh tujuan yang sama adalah melalui konsultasi dengan tokoh ilmuwan senior, terlebih-lebih yang dipandang telah memiliki otoritas wibawa akademik dalam disiplin ilmunya. Dengan segera pakar seperti itu dapat memberikan status masalah yang dimaksudkan dari segi aktualitas dan relevansi berdasarkan penguasaan tingkat perkembangan disiplin ilmu yang terkait.Setelah aktualitas dan relevansinya dikonfirmasi, maka perlu masalahnya dirumuskan dalam bentuk tema sentral masalah. Sinonim untuk itu lazim dikenal sebagai “problem issue” atau masalah pokok. Namun bila disebut masalah pokok secara psikologis kurang efektif daya tarik perhatiannya, padahal secara material sama dengan tema sentral masalah.Untuk menemukan tema sentral masalah, macam-macam sumber yang dapat kita ikuti. Yang bersifat akademik melalui majalah ilmiah. Sedang yang bersifat sosial-ekonomi-politik  melalui media masa, dalam aneka ragam bentuk dan cara. Diantaranya dapat diturunkan satu
2. Menyusun Kerangka Pemikiran dan Premis-Premis
          Setelah masalah yang dihadapi dikonfirmasi aktualitas dan relevansinya dari kepustakaan, kemudian dirumuskan pula tema sentral masalahnya, maka kita kembali menelusuri kepustakaan untuk mengungkap hal-hal yang esensial dukungan dasar teoritis dalam rangka pendekatan pemecahan masalah yang dihadapi. Perlu diingatkan bahwa ilmu tidak dimulai dengan halaman kosong melainkan merupakan lanjutan dari akumulasi saham hasil karya ilmiah para pakar terdahulu. Sejalan dengan itu teori demi teori diuji ketahanan kebenaran ilmiahnya, sehingga ada yang berguguran dan silih berganti diisi oleh yang baru, namun ada pula yang bertahan terus menjadi hukum.Dengan sendirinya, dalam menyusun kerangka pemikiran itu, hanya menggunakan teori-teori yang paling relevan dan masih berlaku. Adapun pilihan teori tersebut dipandu oleh kata-kata kunci, yaitu faktor-faktor yang terlibat sebagaimana yang tersurat dan tersirat dalam perumusan tema sentral masalah. Dengan lain perkataan kerangka pemikiran itu merupakan rangkuman ringkas mengenai faktor-faktor yang terlibat, karakteristik masing-masing dan sifat pengaruhnya terhadap masalah. Juga meliputi bagaimana hubungan faktor yang satu dengan yang lain dalam pengaruh gabungannya terhadap masalah.Dari uraian di atas tampak bahwa masalah tersebut dapat digolongkan ke dalam esei (assay) argumentasi. Yang dimaksud dengan esei-argumentasi adalah yang menampilkan dan pandangan peneliti yang kritis dan analitik dalam mengkaji masalah yang bersangkutan. Dengan demikian, kerangka pemikiran itu benar-benar merupakan argumrntasi dasar dukungan dasar teoritis yang kuat. Keyakinan akan logika kerangka teoritis ilmiah yang mendasari esei argumentasi tersebut menjadi makin kuat dengan menyajikan premis-premis yang bersangkut secara eksplisit. Ini berarti seolah-olah kerangka pemikiran itu menjadi pengantar ke arah kelengkapan dan ketajaman penguasaan masalah yang dihadapi dan tingkat perkembangan disiplin ilmu dan teknologi. Kemudian tuangkanlah secara kronologis serangkaian premis. Adapun materi premis itu berupa pernyataan tentang essensi hasil penelitian pakar  terdahulu yang telah teruji kebenaran ilmiahnya, lagi pula belum dibantah pihak lain. Untuk lengkapnya disebut pula siapa tokoh peneliti tersebut dan pada tahun berapa pernyataan itu dikemukakan.
3. Perumusan Hipotesis
      Bila kerangka pemikiran berfungsi sebagai argumentasi dukungan dasar teoritis dalam pengkajian masalah, dalam bentuk essei yang sekaligus bersifat eksplanatoris (menjelaskan), maka hipotesis pada asasnya sama. Dalam hal ini khususnya berfungsi juga sebagai landasan teoritis yang memendu kearah persiapan operasionalisasi penelitian dalam rangka menungkap data empiris, relevan dengan pengaruh dan keterlibatan faktor-faktor yang terkandung dalam hipotesis yang bersangkutan. Bedanya hanya dalam perumusannya saja, yaitu hipotesis berupa perumusan eksplisit dan sederhana yang bersifat deklaratif (menyatakan) tentang apa yang diantisipasinya sebagai jawaban tentatif (sementara) terhadap masalah yang digarap.Makin banyak premis yang tersedia, makin banyak pula peluang untuk mengembangkan hepotesis merupakan upaya sumbangan teori baru kepada pengembangan ilmu yang harus diuji lebih lanjut malalui penelitian. Di samping itu memberi identitas kepada peneliti dalam spesifikasi tingkat orisinilitas penelitiannya yang membedakannya dari penelitian-penelitian terdahulu.Di atas telah disinggung bagaimana hendaknya merumuskan hipotesis yang efektif dan efisien. Di antara unsur sifatnyaa adalah: ekspilit, kongkret, sederhana, deklaratif dan sekaligus presiktif (meramalkan) atau antisipasif (menduga kejadian). Berarti harus dihindarkan bentuk yang berbelit-belit dan mengandai-andai atau yang ngambang
4. Pengujian Hipotesis
       Pengujian hipotesis merupakan tindak lanjut dan konsekwensi logis dari fungsi dan peran hipotesis, yaitu sebagai jawaban tentatif terhadap masalah yang digarap. Lain daripada itu di dalam hipotesis terkandung acuan-acuan landasan teoritis yang memandu ke arah persiapan penelitian untuk mengungkap data-data empiris pendukung. Ini berarti mengundang langkah lanjut untuk membuat rancangan penelitian, sesuai dengan faktor-faktor yang terlibat, sifat pengaruh masing-masing faktor, hubungan pengaruh gabungan faktor. Sekaligus menentukan metode penelitian dan teknik pengambilan datanya.Setelah data hasil penelitian dianalisis dan diinterpretasi, kemudian dikelompokkan mana yang mendukung dan mana yang tidak mendukung hipotesis. Proses menata data empiris yang tersebar dan kini terhimpun ke dalam kelompok yang memungkinkan dilakukan suatu generalisasi disebut logika induktif yang menganut asas korespondensi. Adapun asas korespondensi ialah kesesuaian antara hipotesis sebagai hasil pemikiran rasional (bersifat abstrak) dengan dukungan data empiris. Bila semua data empiris mendukung berarti hipotesis diverifikasi sebagai dapat diterima. Sebaliknya bila data empiris tidak mendukungnya maka hipotesis difalsifikasi atau ditolak. Adakalanya bahwa sebagian data empiris itu mendukung dan sebagian lagi tidak. Adapun hipotesis yang diterima berarti menambah kekayaan teori baru. Sedang hipotesis yang ditolak seluruhnya atau sebagian, merupakan sumbangan korektif kepada peneliti untuk meninjau kembali proses persiapan penelitiannya. Khususnya, apakah ada premis yang tidak lengkap, atau harus menyusun hipotesis baru untuk penelitian berikutnya.
5. Penarikan Kesimpulan
          Pengujian hipotesis mengundang untuk melakukan langkah terakhir metode ilmiah untuk menarik kesimpulan yang menentukan kesahan ilmiahnya. Dalam hal ini hipotesis yang diterima beserta dukungan fakta lain yang koheren memberikan kelayakan inferensi ilmiah berupa kesimpulan umum. Sesuai ruang lingkup penelitiannya, maka kesimpulan dapat lebih dari satu jumlahnya, untuk selanjutnya dijabarkan menjadi kesimpulan-kesimpulan khusus. Perlu dikemukakan bahwa kesimpulan umum itu sifatnya cenderung kualitatif, sedang kesimpulan khusus merupakan penjabaran yang bersifat kuantitatif.
4.Teori asal usul kehidupan
A. TEORI ABIOGENESIS (GENERATIO SPONTANEA)
         Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles (384—322 SM). Hal ini sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan cenderung melihat fakta tanpa melalui pembuktiansecara ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek moyang kita pun seringberpendapat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang timbul begitu saja dari benda tak hidup.
Teori ini memang kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke-17), sang penemu mikroskop pun mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia pun berpendapat bahwa hewan tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.
B. TEORI BIOGENESIS
          Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara lebih ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifatnya ilmiah. Maka itu, beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran teori abiogenesis yang sudah sangat lama bertahan.
1. Francesco Redi (1626—1697)
Untuk menumbangkan teori abiogenesis, Redi melakukan percobaan secara ilmiah. Dia berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak timbul begitu saja dari benda tak hidup.Namun percobaan Redi (teori biogenesis) tersebut ternyata belum mampu menumbangkan teori abiogenesis karena beberapa ilmuwan masih mempertahankan teori tersebut. John Needham (1700) menentang teori yang dikemukakan Redi (biogenesis). Ia berupaya membuktikan bahwa teori abiogenesis sudah benar. Needham melakukan percobaan dengan cara merebus air kaldu untuk membunuh mikroorganisme dan memasukkannya dalam wadah dan ditutup rapat.Ternyata, setelah beberapa lama, timbul mikroorganisme dalam kaldu tersebut.
2. Lazzaro Spallanzani (1729—1796)
         Spallanzani tidak setuju dengan hasil percobaan Needham karena ia mengetahui kelemahan percobaan yang dilakukan Needham tersebut. Ia berpendapat bahwa rebusan kaldu yang dilakukan Needham kurang lama sehingga belum semua mikroorganisme mati. Ia pun mencoba membuktikan kelemahan yang dilakukan Needham. Ia menjelaskan bahwa dalam kaldu sudah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika kaldu dipanaskan, mikroorganisme tersebut akan mati. Akan tetapi, ketika kaldu yang telah dipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi organisme dari udara sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu yang sudah dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari mikroorganisme.
 membuktikan bahwa percobaan Needham tidak benar dan ia pun mendukung teori biogenesis yang diprakarsai Redi.
3. Louis Pasteur (1822—1895)
Dengan resistensi dari para penganut teori abiogenesis, para penganut aliran biogenesis terus mencoba mematahkan setiap bantahan yang diberikan para penganut paham abiogenesis tersebut. Pada tahun 1863, Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan mempertahankan adanya gaya hidup (udara), yaitu menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa. Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo.
C. TEORI EVOLUSI KIMIA (NEOABIOGENESIS)
         Dengan banyak pertanyaan tentang asal mula kehidupan, para ilmuwan terus berpikir dan membuat teori baru. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini karena masih banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Sekitar 4 miliar tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk.
          Tahun 1920, dua ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yang bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas-gas nitrogen (N2), uap air (H20), metan CH4), gas hidrogen (H2), karbon monoksida (CO), dan amonia (NH3). Molekul-molekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya akan bereaksi satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana.Saat itu, oksigen di atmosfer belum terbentuk. Kalau ada oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa organik sederhana secara spontan. Mengapa?Karena, oksigen sangat reaktif dan dapat memutus ikatan kimia yang baru terbentuk. Laut di permukaan bumi saat itu juga belum terbentuk karena permukaan bumi yang panas menyebabkan setiap tetes air yang turun ke bumi akan menguap kembali. Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan lautan pun mulai terbentuk.
D. TEORI PANSPERMIA
          Pada abad ke-19, para ilmuwan antariksa menciptakan teori baru, yaitu teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis dan mengemukakan bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan. Jadi, asal mula kehidupan menurut teori ini bersumber dari benih-benih kehidupan yang ada di luar angkasa.Teori ini berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui,bumi kita ini sering dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan
membawa benih makhluk hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di muka bumi. Sesungguhnya, teori ini secara tidak langsung mendukung teori biogenesis. Namun, teori ini belum mampu menjawab bagaimana benih tersebut terjadi dan dari mana asalnya. Apakah melalui evolusi kimia seperti yang telah dikemukakan oleh Oparin dan kawan-kawan atau melalui penciptaan? Kalau kita cermati, perkembangan teori asal mula kehidupan ini oleh para ilmuwan dari dahulu sampai saat ini sangat membingungkan. Tarik-menarik antara teori abiogenesis dan biogenesis terus terjadi. Semakin manusia berpikir, semakin sukar menemukan rahasia kehidupan. Hal ini terjadi karena ilmu manusia sangat terbatas untuk menelaah rahasia alam. Dalam Islam, dikatakan bahwa ilmu Allah itu seluas lautan, sedangkan ilmu manusia bagai setetes air di lautan. Sebagaimana tercantum dalam Alquran
E. TEORI PENCIPTAAN
           Berdasar pada teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, ternyata mereka masih kebingungan dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam tersebut. Akhirnya, beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori penciptaan, yang bersumber dari ajaran agama dan kitab-kitab yang dianutnya. Kebanyakan agama, khususnya agama samawi,percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh Tuhan. Memang teori ciptaan ini sukar dibuktikan akal manusia karena datangnya bukan dari hasil percobaan, melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan. Berdasarkan kitab Bibel, kaum Nasrani percaya bahwa bumi diciptakan dalam enam hari, tumbuhan diciptakan pada hari ketiga, ikan dan unggas pada hari kelima, serta yang lainnya pada hari keenam. Sejalan dengan umat Kristen, umat Islam pun percaya bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Tuhan. Penganut agama Hindu juga percaya bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan.
         Itulah teori penciptaan yang bersumber dari agama yang kebenarannya tidak untuk dibuktikan secara ilmiah karena teori tersebut datang dari Tuhan yang diyakini oleh keimanan dan bukan hasil pemikiran manusia. Manusia boleh tidak percaya dengan teori penciptaan. Namun, kalau kita renungkan, ternyata kita sendiri tidak tahu bagaimana kita dihidupkan dan bagaimana kita dimatikan. Semua itu adalah rahasia Tuhan yang Mahakuasa.
5.Keterkaitan biologi dengan ilmu lain dalam MIPA
1.Hubungan biologi dan kimia jelas memiliki keterkaitan yg erat. Buktinya ada ilmu yg bernama biokimia,salah satu contoh hubungan kimia dengan biologi adalah,Biologi mempelajari tentang fotosintesis, sedangkan fotosintesis dapat terjadi jika ada zat-zat kimia yg diperlukan. misalnya,klorofil,karbon dioksida,dan air.Hasil dari fotosintesis pun menghasilkan zat kimia yaitu karbohidrat sederhana (glukosa) dan oksigen.
2.Hubungan Biologi dan Fisika merupakan dua dari sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang ada. Penyatuan dua cabang ilmu ini menghasilkan cabang ilmu biofisika, dan fisika medis. Biofisika mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya).
3. Hubungan Biologi dan Matematika matematika dan biologi sama sama memakai logika dan analisa serta perhitungan matematis.
4. Aplikasi Biologi untuk Kesejahteraan Manusia dalam berbagai bidang kehidupan KEDOKTERAN transplan tasi (pencang kokan) organ fertilasi invitro Mengidentifikasi penyakit.
5. Bidang Pertanian penemuan jenis tanaman unggul rekayasa genetika tumbuhandan hewan.
6.Bidang Industri Ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang kepompong ulat sutera diolah menjadi benang sutera, maka berkembanglah industri tekstil.










Daftar Pustaka
Campbell, Neil A & Reece, Jane B.2011.Biologi. (edisi kedelapan, jilid 1). Terjemahan. Jakarta : PT. Gelora Pratama.
Tim Dosen. 2012. Modul Biologi Umum. FMIPA UNP.
https://blog.ruangguru.com/draf-biologi-x-mengenal-18-cabang-ilmu-biologi.docx. https://www.itb.ac.id/program-studi-sarjana-biologi
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198804282014042001/pendidikan/13.%20Objek%20dalam%20Ilmu%20Biologi



















MAKALAH BIOLOGI UMUM
Pengetahuan Tentang Makhluk Hidup dan Metode Ilmiah



DOSEN  PENGAMPU:
GANDA HIJRAH SELARAS, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
FU’AD SUFATURROHMAN (19034011)
MEYLIN SIR FANI (19034021)
NADILLA ADZURA (19034025)
TRIANA DWI RESTIKA (19034039)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

iklan dihapus