penjelasan lengkap mengenai Kepribadian

 

1. Pengertian Kepribadian

Terdapat beberapa sosiolog yang mengemukakan definisi kepribadian seperti Roucek dan Warren, Theodere R Newcomb, Yinger dan Cuber.

a. Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seoang individu.

b. Theodore R Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

c. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

d. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

2. Susunan kepribadian

a. Pengetahuan
Terisi dengan fantasi, pemahaman dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman menganai bermacam-macam hal.

b. Perasaan
Suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap sesuatu dan bersifat subjektif.

 c. Dorongan naluri Merupakan kemauan yang sudah meruapakan naluri pada setiap manusia. Diantaranya:
• Dorongan untuk mempertahankan hidup
• Dorongan seksual
• Dorongan untuk mencari makan
• Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi
• Dorongan untuk meniru tingkah laku sesama
• Dorongan untuk berbakti
• Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara dan gerak

3. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Warisan biologis
Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu, seperti mempunyai dua tangan, panca indera, kelenjar seksual dan otak yang rumit. Setiap warisan biologis seseorang juga bersifat unik, yang berarti bahwa tidak seorangpun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang sama.

Untuk beberapa ciri, warisan biologis lebih penting dari pada yang lainnya. Misalnya beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa IQ anak angkat lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya daripada dengan orang tua angkatnya; dan dalam keluarga tertentu anak kendung lebih mengikuti IQ orang tuanya dari pada anak angkat.

b. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian. Bangsa Athabascans memiliki kepribadian yang dominan yang menyebabkan mereka dapat bertahan hidup dalam iklim yang lebih dingin daripada daerah Arctic. Orang pedalaman Australia harus berjuang dengan gigih untuk tetap hidup, padahal bangsa Samoa hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapakan lebih banyak makanan daripada yang bisa mereka makan. Suku Ik (dibaca “eek”) dari Uganda sedang mengalami kelaparan secara perlahan, karena hilangnya tanah tempat perburuan tradisional dan mereka menjadi sekelompok orang yang paling tamak, paling rakus di dunia; sama sekali tidak memiliki keramahan tidak suka menolong atau tidak mepunyai rasa kasihan, malah merebut makanan dari mulut anak mereka dalam perjuangan mempertahankan hidup. Suku Quolla dari Peru digambarkan oleh Trotter (1973) sebagai sekelompok orang yang paling keras di dunia dan ia menghubungkan hal ini dengan hipoglikemia yang timbul karena kekurangan makanan.

c. Kebudayaan
Sejak saat kelahiran, seorang anak diperlakukan dalam cara-cara yang membentuk kepribadian. Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangat berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Sebagaimana diungkapkan Linton: “dalam beberapa (masyarakat) bayi-bayi hanya disusui bila mereka menangis. Dalam masyarakat lain mereka diberi minum menurut jadwal yang teratur. Dalam beberapa masyarakat mereka dirawat oleh setiap wanita yang kebetulan siap, dalam masyarakat lain mereka dirawat hanya oleh ibunya sendiri. Dalam beberapa masyarakat, proses perawatan bayi merupakan kegiatan santai yang disertai oleh elusan-elusan dan kenikmatan indrawi yang penuh untuk ibu dan anak. Dalam masyarakat lain perawatan bayi bukan merupakan kegiatan yang memerlukan waktu khusus dan santai, Ibu memandang kegiatan ini sebagai interupsi kegiatan teraturnya dan mendesak anaknya untuk menyelesaikannya secepat mungkin”.

Masyarakat bisa merawat anak itu sejak sejak dari masa bayi dan melatihnya dengan bebas untuk masa dewasanya, atau masyarakat bisa membiarkan anak itu liar sampai usai pubertas. Ia mungkin mendapat hukuman badani untuk kesalahan kecil sekalipun. Ia bisa dipaksa bekerja dan diperlakukan sebagai seorang anggota kelompok keluarga yang harus ikut bertanggung jawab hampir sejak ia mampu berjalan dan kepadanya selalu ditekankan bahwa hidup adalah nyata dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu dalam beberapa suku Madagaskar, anak-anak tidak saja mulai bekerja pada usia yang sangat muda, tetapi juga menikmati hak-hak memiliki yang penuh. Dipihak lain anak-anak di kampung Marqueas tidak bekerja dan tidak menerima tanggung jawab. Mereka membentuk kesatuan sosial yang sagat terpadu dan berbeda dan hampir tidak berhubungan dengan orang dewasa. Anak laki-laki dan perempuan di bawah usia puber selalu bersama-sama dan sering tidak pulang bahkan untuk makan atau tidur. Mereka bepergian seharian tanpa izin orang tua, menangkap ikan dan mencari tanaman untuk makan dan bermalam dalam rumah siapa saja yang kebetulan dekat ketika malam tiba. (Ralp Linton, The Sutdy of Man, 1936).

d. Pengalaman kelompok
Sepanjang hidup seseorang kelompok-kelompok tertentu adalah penting sebagai model untuk gagasan atau norma-norma perilaku seseorang. Kelompok semacam itu disebut kelompok referens (reference group). Mula-mula kelompok keluarga adalah kelompok yang terpenting, karena kelompok ini merupakan kelompok satu-satunya yang dimiliki bayi selama masa-masa yang paling peka. Kepribadian dasar dari individu dibentuk pada tahun-tahun pertama dalam lingkungan keluarga.

Beberapa tahun kemudian kelompok sebaya (peer group) menjadi penting sebagai suatu kelompok referens. Kegagalan seorang anak untuk mendapatkan pengakuan sosial dalam kelompok sebaya sering diikuti oleh penolakan sosial dan kegagalan sosial seumur hidup. Banyak studi telah menunjukkan bahwa pada usia 15 tahunan kelompok sebaya telah menjadi kelompok referens yang sangat penting dan barangkali merupakan pengaruh yang paling penting terhadap sikap, tujuan serta norma perilaku.

e. Pengalaman unik
Mengapa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sama sedemikian berbeda satu dengan yang lainnya, sekalipun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang sama? Masalahnya adalah karena mereka tidak mendapatkan pengalaman yang sama; mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal dan berbeda dalam beberapa hal lainnya. Setiap anak memasuki suatu unit keluarga yang berbeda. Anak yang dilahirkan pertama, yang merupakan anak satu-satunya sampai kelahiran anak yang kedua, kemudian akan mempunyai adik laki-laki atau perempuan dengan siap ia dapat bertengkar. Orang tua berubah dan tidak memperlakukan sama semua anaknya. Anak-anak memasuki kelompok sebaya yang berbeda, mungkin mempunyai guru yang berbeda dan berhasil melampaui peristiwa yang berbeda pula. Sepasang anak kembar mempunyai warisan yang identik dan lebih cenderung memperoleh pengalaman yang sama. Mereka berada dalam suatu keluarga bersama-sama, seringkali mempunyai kelompok sebaya yang sama dan diperlakukan kurang lebih sama oleh orang lain, akan tetapi bahkan anak kembar pun tidak mengalami bersama seluruh peristiwa dan pengalaman. Pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalam siapapun yang secara sempurna dapat menyamainya. Suatu inventarisasi dari pengalaman sehari-hari berbagai anak-anak dalam suatu keluarga yang sama akan mengungkapkan banyaknya perbedaan.

Menurut F.G Robbins, ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan individual, lingkungan dan motivasi.

a. Sifat dasar
Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi seseorang dari ayah dan ibunya. Faktor keturunan adalah faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (ascribed) dan merupakan transmisi unsur-unsur dari orang tuanya melalui proses genetika; jadi sudah ada sejak awal kehidupan. Misalnya jenis kelamin, suku bangsa, warna kulit. Delgado menganalogikan faktor keturunan ini dengan istilah “blue print” (cetak biru) sebuah bangunan

b. Lingkungan prenatal
Lingkungan prenatal adalah lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode prenatal ini individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu.

c. Perbedaan individu
Sejak dilahirkan oleh ibunya, anak akan tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, serta berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan individu tersebut meliputi perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna mata, rambut, bentuk badan, personal dan sosial.

d. Lingkungan
Situasi lingkungan yang mempengaruhi proses sosialisasi dapat dibedakan atas lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, serta lingkungan sosial.
1) Lingkungan alam meliputi keadaan iklim, tanah, flora, fauna, dan sumber daya di sekitar individu.
2) Lingkungan kebudayaan meliputi cara hidup masyarakat tempat individu itu hidup.
3) Lingkungan sosial adalah pengaruh manusia lain dan masyarakat disekitarnya dan dapat membatasi proses sosialisasi serta memberi stimulasi terhadap perkembangannya.

e. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dua, yakni dorongan dan kebutuhan.
1) Dorongan adalah keadaan tidak seimbang dalam diri individu karena pengaruh dari dalam dan luar dirinya.
2) Kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial dan kultural
iklan dihapus